Oleh: hudaesce | 21/09/2010

Menantang badai 2

Yups…,bagi yang belum membaca ceritanya dari awal, Silahkan za  klik postingan menantang badai . Setelah menempuh belantara rimba pegunungan muria yang panjang dan melelahkan  akhirnya kami yang beranggotakan 4 orang  sampai diujung perjalanan kami yaitu Puncak Argo jembangan , Meskipun tidak setinggi puncak merbabu atupun puncak Rinjani. Tapi,setidak nya  sudah bisa membuat kami bangga dan senang dengan bisa menaklukkan puncak tersebut serta dapat menikmati Indahnya pemandangn semesta raya dari ketinggian sekitar 1500 meter dari permukan laut.

Situs web bagi gambar ini ayyung.blogspot.com

Ketika sampai disitu salah satu dari kami pun langsung mengeluarkan Lambang kebanggaan kami berupa bendera Organisasi dan langsung mengibarkannya diujung pohon yang paling tinggi dipuncak tersebut, sebagai simbol bahwa kami telah berhasil menaklukkn puncak tesebut. Setelah itu, Kami pun langsung mendirikan tenda serta memasak Mie instan yang telah kami persiapkan dari pos pendakian awal. Namun, sewaktu kami kan memasak mie instan tersebut terjadi permasalahan kembali setelah kami sadari bahwa persediaan air yang kami bawa tinggal satu botol aqua berisi 1500 ml dan 600 ml. Mungkin karena dalam perjalanan yang kami tempuh tadi begitu berat dan melelahkan, Kami tidak menyadari bhwa  air minum yang kami persiapkan hampir separuh lebih kami habiskan dalam perjalanan tersebut.  Maka, akhirnya kami pun terpaksa makan mie instan tanpa menggunakan air sedikit pun. Karena kegiatan yang kami lakukan masih satu hari kedepan, Maka untuk mengantisipasi persediaan air satu hari kedepan aku pun menyuruh teman-teman untuk menggunakan air yang sangat terbatas tersebut dengan secukupnya. Bahkan kalau perlu,jika sudah kehausan minumnya cukup hanya untuk membasahi tenggorokan saja dan aku juga menyisakan satu botol Aqua yang berisi 600 ml untuk perjalanan pulang kami.  Selang beberapa waktu kami makan  cuaca pun mulai tidak bersahabat lagi, suara gemuruh petir mulai terdengar dari kejauhan. Pemandangan di kaki gunung yang tadinya terlihat mempesona kini mulai lenyap diselimuti mendung yang secara perlahan-lahan menutupi area puncak yang kami tempati. Semilir angin gunung yang tadinya kami rasakan berhembus  begitu sejuk, kini terasa semakin mencekam begitu tiupannya semakin lama semakin kencang dan menerpa dari berbagi penjuru. Tanpa menunggu lama akhirnya Hujan pun turun dengan lebatnya. Tanpa di Komando kami pun langsung masuk kedalam tenda, setelah kami dapat berteduh dari guyurn hujan serta terpaan angin Gunung yang kian menggila. Ternyata penderitaan yang kami rasakan tak hanya berhenti sampai disitu, Tenda yang kami Huni akhirnya tergenang air hujan yang begitu deras ditambah matras yang tadinya kami jadikan alas tenda kini telah basah karena genangan air tersebut. Maka,kamipun akhirnya hanya bisa duduk berjongkok dalam tenda dengan sesekali memegangin kain tenda parasit tersebut. karena takutnya nanti akibat angin yang begitu kencang malah berakibat robohnya tenda atau mungkin malah bisa jadi diterbangkan juga oleh angin. Mungkin karena kehausan ditambah situasi dan kondisi yang sangat buruk tersebut salah satu dari teman ku tanpa pikir panjang langsung meminum air hujan yang menggenangi matras dan tenda parasit. Mungkin dari situlah kemudian aku mempunyi ide untuk menaruh jas hujan ku diluar tenda ditengah guyuran hujan yang nantinya aku maksud kan untuk mengumpulkan air hujan dengan cara membentangkannya  dan memberi cekungan tepat ditengah-tengah bentangan jas hujan tersebut. Namun,ternyata harapan tak sejalan dengan keadaan baru sebentar jas hujan aku bentangkan hujan pun perlahan-lahan mulai mereda, dengan perasaan kecewa aku pun hanya dapat mengumpulkan air sekitar 120 ml atau satu gelas saja.

Setelah itu,kami pun langsung merapikan tenda kami yang berantakan akibat hujan yang deras tadi.Tanpa terasa  senja pun mulai menyelimuti kawasan puncak Muria tersebut dan tak sampai lama akhirnya malam pun mulai menjelang ditandai dengan Suara Adzan Maghrib yaang satup-sayup mulai terdengar dari kejauhan. Kami pun melaksanakan Sholat maghrib berjamaah tanpa Wudlu ataupun tayammum sebelumnya karena memang ditempat itu tak ada air ataupun debu sekalipun. “Kita harus Lita’dzimil waqtu,meskipun tidak ada air atau debu untuk bersuci,waktu sholat kita harus tetap sholat. namun,jika sudah sampai rumah kita wajib meng Qodlo nyademikian kata salah satu temenku yang memang dia notabene nya adalah anak pondok.

Malam hari cuaca sangat mendukung, tidak seperti ketika kami berangkat ataupun ketika kami sampai disitu. langit terlihat cerah dengan indahnya Dia memamerkan kepada kami jutaan bintang yang seakan berkedip-kedip kepada kami dengan ditemani senyum sang rembulan yang terasa begitu menakjubkan.

Saking asyiknya kami bercanda gurau ditengah keheningan belantara hutan pegunungan muria tersebut, kami pun tidak  menyadari bahwa malam kian larut. Akhirnya kami memutuskan untuk segera beranjak menuju ke dalam tenda dan istirahat.

Sebelum tidur aku menyempatkan waktu sejenak untuk membentangkan kembali jas hujan ku diluar tenda dengan berharap nanti setelah aku bangun pagi jas  hujan tersebut ada genangan air hujan. yang nantinya dapat menambah perbekalan air kami yang memang ketika menjelang tidur tinggal 1 botol aqua kecil yang memang aku sisa kan untuk perjalanan pulang kami nantinya.

Ketika hendak tidur aku berharap hujan tidak turun lagi, sehingga kami bisa istirahat dengan nyenyak. Namun, yang jadi kebimbangan ku adalah jika malam nanti tidak turun hujan berarti jas hujan yang aku pasang diluar tadi percuma. Tapi……..,daripada aku bingung-bingung aku pasrah kan saja semuanya kepada sang pencipta,semoga Dia memberikan yang terbaik kepada kami.

Sebelum aku bener-bener tertidur aku mendengar rintik-rintik gerimis hujan yang mulai membasahi tenda kami. namun,sampai akhirnya ku tertidur dengan pulas tidak terjadi hujan seperti yang telah berlalu. Hingga paginya aku bangun, aku mendapati jas hujan yang aku bentangkan itu penuh dengan air. aku pun mengira itu adalah akibat dari tetesan air embun ditambah rintik gerimis hujan malam tadi. Pagi itu pun akhirnya kami dapat memasak mie instan dan merebus air untuk membuat kopi dan wedang jahe untuk menghangatkan tubuh.

Sekitar pukul 09:00 WIB kami pun telah selesai sarapan dan segera berkemas-kemas  untuk melanjutkan perjalanan pulang kembali. Tepat sekitar pukul 15.00 WIB kami telah sampai di Pos pendakian awal dan kemudian melanjutkan perjalanan pulang kerumah dengan mengendarai sepeda motor. akhirnya kami semua pun telah sampai ke rumah masing-masing dengan menyimpan berbagai peristiwa  dan misteri yang masih menggelayut di kepala dan takkan pernah terlupa sampai kapan pun

Dari cerita perjalanan kami di puncak Argo jembngan ini,semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa dalam melaksanakan kegiatan semacam ini, segala hal nya harus di persiapkan dengan benar-benar matang agar kejadian yang kami alami tidak terulang kembali di lain hari.



Tanggapan

  1. itu gambar gunungnya keren banget bro…kayak lukisan aja 🙂

    • Terimakasihlah sama potograper nya………,
      itu baru potonya brow, belom nanti kalo melihat aslinya.Hhe

      • wah boleh donk bagi2 fotonya….photographernya baik hati ga ya? 😛

      • Boleh-boleh saja,kan potograpernya orang nya kan emang baik hati dan tidak sombong..terus caranya aku ngasih gimana?????

  2. Wah Gambarnya mantap Tuh mas….pasti seru acaranya naiknya ya

    • kalau di nikmati dari sisi enak-enaknya za ya seru abis Bli, tapi kalo udah merasakan hantaman badai pegunungan.Hem………,nanti dulu deh.heheheheh….,

  3. hobi mendaki ya? …
    denuzz rekomendasikan Bukit Serelo atau lebih dikenal dengan nama GUNUNG JEMPOL atau GUNUNG TELUNJUK di Lahat …
    bentuknya lebih unik dari gambar postignan ini karena sangat mirip dengan bentuk jempol yg diacungkan … kalo gak percaya coba search di om gugel … 😀

    ~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~

    • terima kasih telah berkenan memberikan Rekomendasinya,boleh kapan2 kalo ada kesempatan jalan2 kesitu…..
      ohya,Kalau mendaki mah, bukan hanya Hoby brow,tapi udh menjadi bagian hidup.heheheh….,

  4. halo, salam kenal. kunjungan perdana nih. wah, petualangan rupanya.
    hmmm…. alam memang banyak menyimpan misteri.

  5. Salam kenal juga mas……..,terimaksih telah berkunjung ke blog yang sederhana ini.
    Alam itu bukan hanya menyimpan berbagai misteri, tapi juga meyimpan berbagai keindahan dan pesona yang luar biasa….,

  6. tepat sekali mas, ke depannya untuk melengkapi petualangannya saya rasa tidak ada salah juga untuk memasukkan Papua ke dalam catatan nya mas. apalagi masih banyak loh disini tempat yang katanya “perawan” 🙂
    ngomong-ngomong, linknya juga dah saya tempel mas.

    • Terima kasih untuk masukannya mas,sebenarnya kemaren juga saya sempat pengen membuat postingan mengenai lembah baliyem dan segala kultur budaya yang ada disana.Oh ya,tempat mas dekat gak dengan daerah abepura??sebab aku punya sanak keluarga disana.

  7. Pengalaman menarik!. Jadi inget dulu pernah kesasar ketika ndaki merbabu.

    • terima kasih telah berkunjung dan koment di blog yang sederhana ini pak, boleh deh kpan2 kalo ada waktu bertandang ke merbabu biar bisa melengkapi penderitaan ku di Muria kemaren…….xixixixxi

  8. Kadang saat mbolang ada yang lebih menyukai situasi2 ekstrem dan penuh tantangan sehingga semakin banyak situasi genting dan tidak terduga akan semakin mengasyikkan.
    namun ada juga yang menganggap pendakian sebagai sebuah managemen.

    • hem………,betul,betul,betul…,

  9. mas huda ada award nih diambil ya,

    http://wienwisma.wordpress.com/2010/09/23/truly-blogger-from-indonesia/

    • Thanks bwanget ya kawan…..,gak nyangka Blog yang hanya aku buat sekedar untuk memenuhi hasrat dan penasanku berbuah Award.Hhe

  10. welcome to nature mas boss…….Muria? ya gunung bagus di Jawa yang jarang diketahui orang…karena alasan klise…ga tinggi…kalo ktemu tinggi padahal ngos ngosan…ckekekkeekekek..salam..

    • Yach,meskipun gak terlalu tinggi,tak apalah yang penting kan asik untuk dinikmati……..,hehehe

  11. Wah top banget deh puncaknya, pa lg klw cuacanya cerah dan tidak berawan. Kayaknya itu adalah pendakian kita yang terakhir ya. klw nggak salah tu tahun 2009 awal y.

    • Wah,……..,saksi hidup nya kegiatan tersebut nongol juga ternyata.
      ya brow, itu pendakian kita yang terakhir. karena setelah itu satu persatu dari kita pada punya kesibukan sendiri2.sehingga jarang kumpul2 dan ngadain kegiatan tersebut lagi.

  12. rumah saya dekat dengan gunung muria memang mas gunung muria ini merupakan gunung yg cukup unik letaknya yg menyendiri di pesisir utara jawa dan jauh dari jalur rangkaian pegunungan di pulau jawa selain itu memang memiliki aura mistis yg kuat jika kita tidak hati2 bisa2 gak sampai ke rumah! Itulah kabar yg saya dengar


Tinggalkan Balasan ke hudaesce Batalkan balasan

Kategori